lima bulan aku menghabiskan waktu disini, sebuah daerah yang banyak membuat satu perubahan yang cukup besar dalam hidupku. Suatu waktu yang entah bisa dikatakan sebentar atau lama, untuk melihat suatu nuansa baru yang mungkin tidak semua orang mempunyai satu persepsi yang sama dalam cara melihat, memandang, merasakan dan mengintepretasikan semuanya. lima bulan lamanya aku mencoba untuk mengais-ais arti salah satu episode dari kehidupanku yang entah akan mempunyai makna di masa mendatang atau tidak.
Ada banyak torehan duka dan suka selama aku berada ditempat ini. Ada banyak tangis dan canda bertebaran di dalamnya. Ada banyak amarah dan nestapa mengisi hari-harinya. Dan ada banyak asa dan nelangsa tercipta mengiringi detik-detiknya.
Teramat ingin ku mengungkapkan semuanya lewat kata-kata, dengan menuliskan rangkaian kalimat hingga dapat membuat suatu tulisan yang dapat menggambarkan seluruh hal yang kurasakan, kualami, kulihat dan kujalani selama ini. Namun aku merasa begitu susah, begitu sulit untuk menuangkan semuanya dalam suatu aksara yang dapat memberikan kejelasan tentang semua yang kuinginkan. Dan memang sulit sekali aku untuk melakukannya.
Entah terlalu banyak yang ingin kuungkapkan kah… atau terlalu sedikit yang bisa terceritakan….. semua serba tidak menentu jawabannya. Mungkin inilah alasan mengapa semua tidak dapat tertuangkan menjadi suatu cerita, prosa yang dapat mencakup dan merangkum segalanya.
Hidup yang kualami disini terkadang datar tanpa adanya suatu gejolak yang membawaku naik ke atas membentuk suatu gelombang naik, ataupun suatu jurang curam yang membawaku turun atau bahkan terpuruk.
Namun terkadang tebing ataupun palung menjadi bagian dari menit-menit yang kualami disini. Terkadang aku dapat menaklukkan tantangan tebing itu dengan sangat mudahnya, tapi tak jarang aku harus jatuh terguling dalam curamnya jurang yang menghempaskan semua kehidupanku saat itu.
Salah satu palung yang akan mungkin akan tetap membekas bagiku adalah saat aku bertemu dengannya. Seseorang yang dapat membuatku tersenyum apabila mengingat ulasan senyum pada bibir mungilnya, membuatku tertawa saat mengingat tingkahnya, membuatku merasa sedih bila melihat airmatanya, membuatku letih saat melihat lelah wajahnya…… dan membuatku miris apabila mengingatnya.
Tidak ada yang istimewa dari dirinya, tidak ada sesuatu yang lebih yang dapat membuat dunia ini berhenti untuk berputar. Namun duniaku cukup bisa berhenti pada saat pertama aku melihat senyumnya. Senyum yang begitu cepat menghilang seiring berputarnya laju roda kendaraan yang membawanya entah kemana. Begitu ingin aku mendapatkan lebih lama lagi senyum itu, seiring tak berjalannya alamku saat melihatnya. Namun aku tak mampu untuk mengikutinya, karena ternyata kenyataan memaksaku untuk kembali menyusuri jalan nyata yang harus kujalani hari itu.
Selang waktu yang berlalu setelah “one simple glance from you”, aku masih terus mencari dimana aku bisa menemukannya lagi, someone who give me a first smile when I’m trying to be nice to someone around me without any reason. Tetapi bukankah tidak semua keinginan harus terwujud atau menjadi nyata saat itu juga.
lima bulan aku disini, aku lalui kembali untuk menggenapkan langkah dan pijakkan kakiku di bumi ini. Mencoba mencari makna hidup dan terkadang perih yang telah lama ada di hati. Hmm …… perih, sakit, pedih, luka yang terkadang kupikir telah sembuh, namun ternyata ia diam menahun dan menanamkan bibit-bibit duka yang suatu saat seolah menutupi diriku dari indahnya kenyataan. Terkadang membuat ketakutan semu pada diri yang membuat surut kaki untuk kembali melangkah, dan terkadang memaksaku untuk menutup jendela jiwa yang seharusnya sudah mulai kembali kubuka guna mendapatkan sinar cinta yang mungkin bisa mengusir pengapnya ruang hatiku yang sudah mengelabu.
Pada saat tertentu, aku merindukan semua panggilan cinta yang kulihat menggapai di luar sana mengajakku untuk merasakan sedikit manis dan indahnya harmonisasi dua insan tuk memadu kasih. Kadang datang keinginan hati untuk menyambut genggaman tangan nada untuk kembali untuk menyanyikan bersama seseorang gita asmara yang mungkin akan kembali memberikan kecerahan baru dalam gelapnya hari yang kujalani selama ini. Hmmm……. Lima tahun, five “fishing” years I passed it just to heal my wound. Aku juga gak tahu, apakah selama itu aku mencoba untuk mengobati luka apa selama itu aku sudah menjadi seorang pengecut untuk memulai suatu hal yang terkadang bagiku mirip dengan perjudian dimana aku mempertaruhkan hati dan perasaanku. Ataukah memang itulah jawaban atas pertanyaan ada apa dengan lima tahunku……..
lima bulan sudah kurasakan mentari di tempat ini merambati dan memberi kehangatan yang berbeda pada diriku, khususnya setelah aku kehilangan senyuman itu. Duhai kau yang telah memberikan senyuman pada jiwaku yang murung…… dimana kau berada ???????
tunggu episode berikutnye ya......
hehehe:-):-):-)